Selasa, 06 Mei 2014

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik dalam Pengobatan Autisme

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik dalam Pengobatan Autisme

AUTISME kini sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Berdasarkan laporan Center for Disease Control, pada tahun 2007 di Amerika Serikat jumlah anak dengan autisme rasionya sudah menyentuh angka 1:150. Artinya, di antara 150 anak ada satu bocah yang menyandang autisme. Sementara di Inggris rasionya lebih parah lagi, yaitu 1:100.
Dengan rasio yang makin besar itu, tentu saja autisme menjadi semacam bom waktu yang bisa meledak kapan pun. Kalau penyandangnya makin banyak, potensi kita kehilangan generasi yang mumpuni pun makin kecil.
Autisme berasa dari kata auto yang artinya sendiri. Autisme adalah gangguan perkembangan syaraf dan psikis pada manusia, bisa terjadi sejak masih dalam kandungan (janin), lahir, hingga mereka dewasa.
Gangguan ini menyebabkan kelemahan dalam melakukan interaksi sosial, kemampuan berkomunikasi, pola minat serta tingkah laku. Gangguan perkembangan ini ditandai dengan adanya keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, serta interaksi sosial. Penyebab autisme hingga saat ini belum diketahui, namun kemungkinan besar banyak dan kompleks.

Bagaimana bisa hiperbarik (HBOT) membantu Pengobatan Autisme?
Para ilmuwan memiliki berbagai opini yang objektif tentang mengapa terapi hiperbarik dianggap sukses sebagai pengobatan untuk kondisi tersebut. Dalam satu studi yang melibatkan fungsi otak dan pemulihan untuk autisme pada anak dengan paparan bahan kimia menunjukkan gangguan PDD, terapi oksigen hiperbarik ditemukan menjadi sangat efektif. Pengobatan terdiri dari 10 sesi dalam ruang hiperbarik pada 1,3 ATA, selama satu jam per hari, lima hari berturut-turut selama dua minggu. Untuk meningkatkan validitas hasil studi, SPECT scan otak setiap pasien diambil sebelum dan setelah perawatan hiperbarik untuk mengukur perubahan fisik ke jaringan otak.
SPECT scan menunjukkan peningkatan aliran darah dan oksigen ke lobus temporal. SPECT scan dari pasien diambil sebelum pengobatan hiperbarik menunjukkan jumlah yang signifikan.  Scan otak yang diambil dari pasien setelah hiperbarik menunjukkan peningkatan aktivitas otak dan aliran darah. Setelah terapi hiperbarik diberikan untuk pengobatan autisme, daerah otak menjadi lebih aktif dan fungsi jaringan meningkat bahkan hasil scan lebih mirip dengan individu yang sehat.

Alasan dibalik penggunaan terapi hiperbarik tentunya sangat beragam mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari terapi tersebut :
Meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak
Pada kondisi normal, oksigen yang dihirup dari udara pernapasan dibawa sel-sel darah merah menuju ke seluruh tubuh. Pada terapi hiperbarik, dengan tekanan udara tinggi, oksigen didorong masuk ke setiap sel tubuh melalui seluruh cairan tubuh, termasuk cairan plasma, getah bening, dan cairan otak.
Cairan otak tersebut mengelilingi otak dan sumsum tulang. Dengan demikian, setiap sel otak akan mendapat aliran oksigen lebih besar daripada dalam kondisi normal. Aliran oksigen ke sel-sel otak itulah yang dapat memperbaiki fungsi otak sehingga gejala-gejala autisme akibat kurangnya oksigen di otak bisa diperbaiki.

Mengurangi pembengkakan
Terapi oksigen hiperbarik mampu mengurangi pembengkakan atau kelebihan cairan di otak yang mungkin menekan pusat otak yang menyebabkan "kebingungan" dalam kemampuan fungsi mereka. Oksigen disalurkan ke jaringan-jaringan yang rusak, melalui tekanan dari hiperbarik, meredakan pembengkakan otak oleh konstruksi pembuluh darah.

Detoksifikasi Logam Berat
Penelitian di Indonesia menunjukkan jika 80 persen anak autis mengalami keracunan logam berat, seperti Pb, Hg, Cd dan Sb. Kontaminasi logam berat tersebut berasal dari perairan yang tercemar. Logam berat sangat berbahaya bagi perkembangan. Terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Logam berat yang masuk ke tubuh akan merusak sel otak yang sedang berkembang. Terutama myelin sebagai selaput pelindung saraf-saraf otak. Jika myelin rusak, akibatnya saraf otak akan tampak seperti kabel-kabel listrik yang terbuka dan rusak. Sehingga kabel-kabel itu tidak bisa berfungsi lagi dengan baik. Selain itu, logam berat atau mercuri juga bisa membuat enzim DPP-4 dalam tubuh tidak berfungsi. Padahal enzim ini berguna sebagai pemecah gluten dan casein. Akibatnya gluten dan casein tidak dapat tecerna dengan baik.
Terapi hiperbarik diberikan sebagai terapi komplementer untuk pengobatan detoksifikasi logam berat untuk bahan seperti merkuri. Hiperbarik membantu dalam metabolisme penghapusan logam berat. Ini dapat membantu pasien melawan efek dari keracunan logam berat dan membantu menangani tubuh dengan racun berbahaya seperti sianida. Hal ini sering digunakan dalam hubungannya dengan khelasi (menyuntikkan senyawa EDTA ke tubuh si pasien untuk memberantas pengapuran, khususnya pengapuran pembuluh darah) dan prosedur detoksifikasi lain untuk membantu mendukung tubuh dalam menangani dampak dalam penghapusan logam berat, merkuri, racun, dan kontaminan lainnya.
Di seluruh dunia, peneliti medis menemukan hasil yang menjanjikan dengan terapi hiperbarik pada anak-anak dengan autisme. Siap untuk mencoba?

Sumber :
www.hbotreatment.com
ditayangkan ulang oleh dr.erick supondha (hyperbaric&diving medicine consultant) dokter ahli hiperbarik dan kesehatan penyelaman jakarta indonesia 021 99070050


Tidak ada komentar: