Senin, 05 Agustus 2013

Saat Diving, Jangan Pegang Sana-Pegang Sini!

Saat Diving, Jangan Pegang Sana-Pegang Sini!

Penulis : Felicitas Harmandini | Kamis, 27 Januari 2011 | 11:11 WIB
SHUTTERSTOCK
Saat muncul schooling fish seperti ini, misalnya, tak usah berusaha menyentuh ikan-ikan tersebut.

KOMPAS.com - Diving saat ini sudah menjadi salah satu aktivitas yang dilirik pecinta olahraga air. Mereka yang sudah mampu menikmati keasyikan menyelam, pasti menjadi diver yang fanatik. Mereka memburu berbagai destinasi penyelaman yang belum dijelajahi di Indonesia. Di tempat-tempat seperti ini amat mudah menemukan terumbu karang dan kekayaan biota lautnya. Jelas, ini menciptakan panorama laut yang luar biasa cantiknya.
Sayangnya, perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir membuat pemandangan di bawah air tak terlalu baik. "Kalau cuacanya ekstrim, ombaknya gede, di kedalaman 9 meter saja airnya sudah butek. Enggak bisa lihat apa-apa," tutur aktor komedi Ringgo Agus Rahman, saat talkshow "Choose Your Seafood Right" di @america, Pacific Place, beberapa waktu lalu.
Di luar faktor cuaca, sebenarnya banyak juga penyelam yang tidak sungguh-sungguh menghargai alam sehingga malah membahayakan kelangsungan hidup biota laut. Pria yang setahun terakhir menggeluti hobi menyelam ini mengaku pernah melihat penyelam yang mempermainkan ikan buntel, dilempar sana-sini seperti sedang bermain voli. Kontak fisik dengan berbagai biota laut ini bisa merusak kehidupan mereka. Misalnya, ikan menjadi stres sehingga mudah terserang penyakit. Atau, penyelam berusaha melihat terumbu karang lebih jelas dengan menyentuhnya.

"Jadilah diver yang peduli semua. Jaga buoyancy-nya (kemampuan mengapung), jangan pegang sana, pegang sini," ujar pria yang baru menyelam di Desa Tulamben, pantai sebelah timur laut Pulau Bali ini.
Untuk menjadi wisatawan atau penyelam yang bertanggung jawab, coba ikuti aturan yang dikeluarkan oleh WWF Indonesia dan MarineBuddies.org ini:
Memilih destinasi penyelaman
* Pilih resor atau hotel yang ramah lingkungan untuk liburan Anda, yaitu yang peduli pada konservasi energi, daur ulang, dan bertanggung jawab dalam pengolahan dan pembuangan sampahnya.
* Pilih operator penyelaman ramah lingkungan yang mengaplikasikan konservasi terumbu karang melalui pemberian pengarahan perilaku ramah lingkungan, pemberian pelatihan buoyancy control, dan menggunakan fasilitas pompa pembuangan air.
* Berikan biaya retribusi atau donasi saat berkunjung ke area taman terumbu karang dan daerah konservasi laut lainnya.
* Hindari pembelian cinderamata yang terbuat dari terumbu karang, penyu, atau organisme laut lainnya. Seringkali ini merupakan praktik ilegal dan tidak ramah lingkungan.
Saat di atas kapal
* Pilih operator kapal yang menggunakan jangkar apung sebagai alat tambat. Jangkar konvensional dan rantai seringkali merusak terumbu karang.
* Pastikan sampah disimpan dengan rapi, terutama sampah plastik yang ringan.
* Pastikan Anda membawa kembali benda-benda yang Anda naikkan ke atas kapal seperti bungkusan, baterai, dan botol.
Di dalam air
* Jangan sekali-kali menyentuh karang. Kontak seminim apapun dapat membahayakan mereka. Beberapa jenis karang bahkan dapat menyengat atau melukai Anda.
* Jangan pernah mengejar, mengusik, atau mencoba menaiki satwa laut apapun.
* Jangan pernah menyentuh, memegang, atau memberi makan satwa laut kecuali di bawah pengawasan ahlinya, dan mengikuti peraturan setempat.
* Pertahankan jarak aman dengan terumbu karang, untuk menghindari kontak langsung.
* Berlatih cara menggunakan fin dengan benar dan terkontrol untuk menghindari kontak dengan terumbu karang, atau mengangkat lapisan sedimen.
* Jaga jarak Anda dengan dasar laut, dan jangan pernah berdiri atau bersandar pada terumbu karang.
* Hindari penggunaan sarung tangan dan pelindung lutut di area terumbu karang.
* Tentukan area masuk dan keluar dari air untuk menghindarkan Anda berjalan di atas terumbu karang.
* Pastikan semua peralatan Anda tidak menggelantung dan dalam posisi aman (secured).
* Pastikan bahwa Anda selalu dalam keadaan neutrally buoyant.
* Jangan mengambil benda, baik hidup maupun mati dari air, kecuali sampah yang tidak menjadi tempat tinggal organisme atau satwa laut.
Fotografi dan videografi
Penyelam harus memiliki keahlian dalam mengambil gambar dan video di dalam air. Peralatan foto dan video tidaklah praktis, dan akan berpengaruh pada daya apung penyelam serta mobilitas atau pergerakan di dalam air. Penyelam akan semakin mudah menyentuh dan merusak satwa atau organisme laut saat berkonsentrasi untuk mendapatkan gambar yang sempurna.




di tayangkan ulang oleh : dr.Erick Supondha (hyperbaric& diving medicine consultant) hiperbarik oksigen terapi >RS bethsaida , jakarta indonesia, (dokter hiperbarik/ahli hiperbarik/dokter kesehatan penyelaman)
021 99070050