Jumat, 11 Maret 2011

ASMA DAN PENYELAM


Undersea and Hyperbaric Medical Society memutuskan asma yang seharusnya tidak lagi dianggap sebagai kontraindikasi mutlak untuk menyelam. Sebaliknya, penyelam harus dibuat sadar akan faktor risiko. Rekomendasi-rekomendasi berikut ini dibuat:

    * Latihan menyelam atau lingkungan dingin akan memprofokasi serangan asma bagi penderita asma tidak seharusnya melakukan penyelaman.
    * Penderita asma yang memerlukan pengobatan kronis ( seperti bronchodilator dalam waktu 48 jam sebelum dan setelah penyelaman) menyelam tidak sarankan
    * Penderita asma ringan sampai sedang sebaiknya dilakukan skrining spirometri, jika hasilnya baik atau normal dapat dianggap sebagai calon untuk menyelam.
* Jika memiliki serangan asma , skrining spirometri harus dilakukan, dan orang tersebut seharusnya tidak menyelam sampai fungsi kembali saluran napas ke normal.

A no-decompression air dive and ultrasound lung comets.

Department of Physiology, University of Split School of Medicine, Soltanska 2, 21000 Split, Croatia. zeljko.dujic@mefst.hr

Abstract

INTRODUCTION: Increased accumulation of extravascular lung water after repetitive deep trimix dives was recently reported. This effect was evident 40 min post-dive, but in subsequent studies most signs of this lung congestion were not evident 2-3 h post-dive, indicating no major negative effects on respiratory gas exchange following deep dives. Whether this response is unique for trimix dives or also occurs in more frequent air dives is presently unknown.
METHODS: A single no-decompression field dive to 33 m with 20 min bottom time was performed by 12 male divers. Multiple ultrasound lung comets (ULC), bubble grade (BG), and single-breath lung diffusing capacity (DLCO) measurements were made before and up to 120 min after the dive.
RESULTS: Median BG was rather high with maximal values observed at 40 min post-dive [median 4 (4-4)]. Arterialization of bubbles from the venous side was observed only in one diver lasting up to 60 min post-dive. Despite high BG, no DCS symptoms were noted. DLCO and ULC were unchanged after the dive at any time point (DLCO(corr) was 33.6 +/- 1.9 ml x min(-1) mmHg(-1) pre-dive, 32.7 +/- 3.8 ml x min(-1) x mmHg(-1) at 60 min post-dive, and 33.2 +/- 5.3 ml x min(-1) x mmHg(-1) at 120 min post-dive; ULC count was 4.1 +/- 1.9 pre-dive, 4.9 +/- 3.3 at 20 min post-dive, and 3.3 +/- 1.9 at 60 min post-dive.
DISCUSSION: These preliminary findings show no evidence of increased accumulation of extravascular lung water in male divers after a single no-decompression air dive at the limits of accepted Norwegian diving tables.

Vomitus as a cause of fatal diving accident of a commercial diver

Institute of Forensic Medicine and Medical Expertises, Jessenius Faculty of Medicine, Comenius University, Martin, Slovak Republic. novomesky@fmed.uniba.sk

Abstract

The forensic expertise of the victim of fatal diving accident (commercial diver), who died in depth of 41 mts due of unknown reasons, had been realised by the authors. One of the authors of the paper was present on site of the diving accident as a diving medicine specialist. The autopsy revealed, that the cause of death of the diver was suffocation due to vomitus and massive aspiration of gastric content to the airways. The commercial diving technology (full-face diving mask with oro-nasal inner mask) was used. The authors point out some peculiarities in interpretation of such a fatal diving accident.

Rabu, 09 Maret 2011

TINJAUAN STATISTIK DARI 144 KASUS PENYAKIT DEKOMPRESI DI FASILITAS HIPERBARIK GROSSETO



TINJAUAN STATISTIK DARI 144 KASUS PENYAKIT DEKOMPRESI
DI FASILITAS HIPERBARIK GROSSETO

  Hiperbarik dan Kedokteran penyelaman , Rumah Sakit Misericordia,

                                                                                                                              
Studi ini merupakan analisis statistik dari 144 kasus penyakit dekompresi yang dirawat di ruang hiperbarik Grosseto  (Italia) selama periode waktu 6 tahun.
Data ini dikumpul dengan model statistik standar yang digunakan saat ini dalam komunitas kesehatan bawah air dan kedokteran hiperbarik

Penulis telah membagi jumlah kasus untuk setiap tahun dan berbagai data seperti usia pasien, kedalaman penyelaman . pada setiap kecelakaan itu terjadi, penggunaan komputer, jenis menyelam (tunggal, berulang dan sebagainya) dan faktor-faktor predisposisi untuk dekompresi ditemukan pada setiap kasus ini.

Setelah penyaringan awal mereka menganalisis jadwal terapi yang digunakan, jenis penyakit dekompresi dan hasil dari perlakuan. Pelayanan penyelamatan menggunakan helikopter memainkan
peranan sangat penting . waktu dari awal timbulnya gejala sampai mendapatkan pengobatan recompression telah secara dramatis dipersingkat (dari sekitar 4-5 jam ke 35 'untuk evakuasi medis dari pulau-pulau Giannutri dan Giglio).

Kesimpulannya adalah bahwa, pada keadaan sekarang ini fasilitas hiperbarik Grosseto,
dipastikan pelayanan kesehatan bagi komunitas penyelam adalah sesuatu yang sangat penting yang harus didukung sekuat tenaga dan sangat efektif dari pemerintah ( tanggap darurat)

from : Brauzzi M., Tanasi P.
Hyperbaric and Diving Medicine, Misericordia Hospital, Grosseto, Italy. 

ditulis ulang oleh : 
dr. Erick Supondha
Hyperbaric & Diving Medicine Consultant
dokter ahli hiperbarik dan kesehatan penyelaman
 Jakarta, indonesia