Rabu, 16 Juli 2014

Terapi Oksigen Perbaiki Sel Rusak

Terapi Oksigen Perbaiki Sel Rusak 
TERAPI oksigen hiperbarik lebih familier di kalangan penyelam dan angkatan laut. Terapi yang memanfaatkan oksigen tekanan tinggi itu memiliki beragam manfaat. 

Pada prinsipnya, menurut dr Heru Wiyono SpPD, terapi oksigen hiperbarik meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan tubuh. Kadarnya lebih tinggi daripada terapi oksigen murni pada tekanan normal. Terapi itu meningkatkan kapasitas transportasi oksigen dalam darah. ''Kadar oksigen dan saturasi meningkat, maka sel-sel yang rusak bisa diperbaiki,'' jelas spesialis penyakit dalam dari RS Spesialis Husada Utama, Surabaya, itu. 

Pada penderita gangren, misalnya, ada kerusakan jaringan ikat. Aliran darah pun terhambat. Lama-lama, jaringan mati akibat tak mendapatkan pasokan oksigen. Bila menjalani terapi hiperbarik, penderita akan mendapatkan tambahan oksigen dalam tekanan tinggi. Oksigen tak hanya terkumpul pada sel darah merah. Tapi, juga banyak ditemukan pada plasma darah. 

Namun, Heru mengatakan, terapi oksigen hiperbarik bersifat pelengkap. Pasien gangren tetap perlu menjalani serangkaian perawatan luka lainnya. Misalnya, membersihkan luka sekaligus membuang jaringan yang telah mati. ''Ini bermanfaat untuk mencegah infeksi sekaligus merevitalisasi jaringan ikat yang rusak,'' ujarnya. Bila diiringi diabetes melitus, kadar gula darah pasien juga harus distabilkan. Sebab, kadar gula darah yang tinggi mengakibatkan rusaknya pembuluh darah. 

Terapi oksigen hiperbarik juga dipercaya membunuh sel-sel kanker. Namun, menurut Heru, hal itu masih diperdebatkan. Di satu sisi, oksigen tekanan tinggi menekan sel-sel kanker. Di sisi lain, sel kanker juga akan tumbuh baik. ''Kanker kan jaringan hidup yang butuh oksigen. Pemberian tambahan oksigen otomatis mengembangkan sel kanker,'' paparnya.

Tak hanya untuk si sakit. Terapi hiperbarik bermanfaat untuk menjaga kulit. ''Ada tiga manfaat; penumbuh kolagen, memperbarui dinding pembuluh darah dan menciptakan pembuluh darah baru, serta reepitelialisasi,'' kata dr Duti S. Aziz SpPA, kepala Sub Departemen Patologi Anatomi RSAL dr Ramelan, Surabaya. 

Kulit seseorang bisa terlihat kencang dan kenyal karena dipengaruhi kolagen dalam kulit. Nah, pada usia tertentu, produksi kolagen menurun. ''Kolagen itu bisa tumbuh secara sempurna dengan adanya vitamin C, ion besi, dan oksigen,'' jelasnya. 

Vitamin C bisa didapatkan dari buah-buahan. Zat besi berasal dari sayur-sayuran, ikan, dan telur. Tetapi, jika suplai oksigen kurang, kolagen tidak akan terbentuk dengan optimal. ''Hasil penelitian saya tentang efek hiperbarik terhadap kolagen kulit, ternyata fibroblas memproduksi kolagen dua hingga empat kali lipat,'' kata Duti. 

Fungsi kedua, reepitelialisasi yang merupakan proses regenerasi kulit. ''Jika fungsi peremajaan kulit optimal, kulit akan terlihat lebih halus dan cerah,'' imbuhnya. Walaupun secara tidak langsung, terapi tersebut membantu penyembuhan jerawat. ''Khususnya, jerawat karena terinfeksi kuman penyebab jerawat,'' tuturnya. Sebab, kuman P. acne itu tidak menyukai oksigen. 

Namun, ada efek samping yang patut diketahui pasien. Yakni, keracunan oksigen. Selain itu, dapat terjadi hemolisis (pecahnya sel darah merah). ''Terapi ini dapat dilakukan di bawah pengawasan ahli yang kompeten dan berpengalaman,'' tegas Heru.

sumber : http://forums.megaxus.com

ditayangkan ulang oleh dr.erick supondha (hyperbaric&diving medicine consultant) dokter ahli hiperbarik dan kesehatan penyelaman jakarta indonesia 021 99070050