Rabu, 11 April 2012

MANFAAT HBOT PADA DIABETES MELLITUS


MANFAAT HBOT PADA DIABETES MELLITUS

Diabetus mellitus (DM) merupakan penyakit yang banyak diderita oleh manusia di dunia, setiap tahun penderita DM terus bertambah jumlahnya. Saat ini jumlah penderita DM  di dunia terus meningkat  dari 110,4 juta orang pada tahun 1994 menjadi 175,4 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan mencapai 239,3 juta orang pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia jumlah penderita DM 2,5 juta orang pada tahun 1995 diperkirakan mencapai 5 juta orang pada tahu   2010.

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik kronis yang paling banyak diderita dan menjadi "The Giant Killer" karena menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, saraf, ginjal, jantung pembuluh darah dll. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula yang tinggi di dalam darah, diikuti oleh perubahan metabolik lemak dan protein. Hal tersebut berhubungan dengan gangguan sekresi insulin maupun kerja insulin. Didapatkan juga kelainan aktivitas sel-sel darah yang menghambat aliran darah dan berakibat kerusakan bahkan kematian jaringan tubuh.

Pengobatan DM adalah pengobatan seumur hidup yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, agar tetap produktif dan tidak menjadi beban masyarakat. Salah satu pilihan pengobatan yang sangat membantu penderita DM dengan  Terapi Oksigen Hiperparik, Terapi ini dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan sekresi hormon kontra insulin.
2. Meningkatkan metabolisme aerob sehingga menurunkan kadar gula darah.
3. Menurunkan kadar HbAlc, hal ini menunjukkan perbaikan pengolahan gula darah penderita DM untuk jangka panjang.
4. Memperlancar aliran darah terutama didaerah mikrosirkulasi sehingga mencegah komplikasi pada organ tubuh vital.
5. Meningkatkan kebugaran penderita Diabetes mellitus.
DM dapat menyebabkan borok atau luka pada kaki atau tempat lain yang sulit disembuhkan dari penelitian menunjukkan, bahwa borok di kaki yang disebabkan oleh diabetes dapat berujung pada komplikasi hingga menyebabkan amputasi.

Borok pada kaki merupakan 85 persen awal dari kemungkinan amputasi. Dan dalam kurun waktu 1 tahun setelah amputasi pertama dilakukan, sekitar 9-20 persen penderita diabetes harus menjalankan amputasi yang kedua.

Akibat amputasi ini berpengaruh pada kondisi fisik, rehabilitasi mental serta biaya pengobatan yang tidak murah, pasien akan mengalami stress .

Untuk mencegah meningkatnnya kasus amputasi akibat borok dan jumlah penderita DM agar tidak terjadi komplikasi , terapi oksigen hyperbarik (Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) merupakan salah salah satu cara yang bisa dipilih untuk mengatasi penyakit ini.

Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) bukanlah hal baru .
Selama 50 tahun terakhir, pengobatan hiperbarik diuji coba dan terbukti HBOT meningkatkan kadar oksigen didalam tubuh hingga 10 kali lipat lebih besar.


terapi oksigen hiperbarik adalah terapi non-invasif dan cukup nyaman bagi pasien sehingga dapat dilakukan untuk semua umur.
Dr. Erick Supondha  (Hyperbaric Medicine consultan) memiliki sebuah testimoni dari seorang pasien di RSAL Ramelan Surabaya sebagai berikut.
Tahun 1980 saya dinyatakan menderita Diabetes Melitus dan mulai mengkonsumsi obat-obat DM.

Sekitar bulan April 2003 kaki kiri saya terluka karena tergores bak penampungan air. Malam harinya badan saya panas dan sesak nafas, saat diperiksa gula darah saya lebih dari 500 mg/dl, saya sempat tidak sadarkan diri dan dirawat di ICU. 2 hari kemudian luka di kaki kiri saya dioperasi dan setelah dirawat selama 16 hari diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sambil rawat jalan, saya mencoba untuk mengikuti terapi oksigen hiperbarik (HBO) di Lakesla seperti yang disarankan oleh salah seorang teman yang sudah pernah mencobanya. Awalnya terapi HBO saya jalani 5x seminggu, Senin-Jumat, sambil perawatan luka setiap hari. Setelah luka membaik dan gula darah saya terkendali, terapi HBO dilaksanakan 2-3x/minggu dan kemudian hanya menjalani perawatan luka tanpa terapi HBO lagi. Akhirnya setelah 14 bulan sejak kaki saya terluka pertama kali, luka di kaki kiri saya sembuh sempurna.

Tanggal 27 Mei 2007 kaki kanan saya lecet karena memakai sandal dari bahan yang keras. Mengingat pengalaman luka pada kaki kiri yang dulu, luka di kaki kanan saya rawat sendiri dengan obat-obatan yang sama karena saat itu saya berada di Sumedang. Tapi luka tidak membaik bahkan kaki kanan saya bertambah bengkak dan menghitam, badan lemah dan panas. Ternyata kadar gula darah saya naik sampai 434 mg/dl. Saya mencoba menghubungi salah satu staf Lakesla dan disarankan segera ke Lakesla untuk diperiksa keadaan luka saya dan mengikuti terapi HBO. Tanpa ragu-ragu lagi saya segera berangkat ke Surabaya dan rawat inap di sebuah rumah sakit swasta.

Tanggal 7 Juni 2007, dokter memutuskan jari manis dan kelingking kaki kanan saya diamputasi karena sudah menghitam yang berarti sudah mati jaringannya sehingga tidak bisa diselamatkan lagi. Seminggu kemudian baru saya diijinkan untuk mengikuti terapi HBO. Setelah terapi HBO selama 2 minggu yang dilaksanakan setiap hari, dokter di RS swasta tersebut menyatakan perkembangan luka kurang bagus dan menyarankan untuk mengamputasi kaki saya sampai setinggi di bawah lutut. Saya dan keluarga benar-benar shock dan tidak dapat menerima saran tersebut, kami yakin masih ada jalan lain untuk menyelamatkan kaki kanan saya meskipun tidak utuh 100% lagi. Akhirnya tanggal 27 Juni 2007 kami memutuskan pindah rawat inap ke RSAL dr Ramelan yang berada 1 lokasi dengan Lakesla supaya memudahkan saya mengikuti terapi HBO dan perawatan luka di Lakesla. Dalam hati, saya menaruh harapan besar terapi HBO dan perawatan luka diLakesla serta doa dapat menyelamatkan kaki kanan saya.

Dengan terapi HBO dan perawatan luka yang lebih intensif, luka di kaki kanan saya mulai membaik dan 1 bulan kemudian diijinkan untuk rawat jalan. Seperti saat luka di kaki kiri yang dulu, setelah luka membaik, dosis terapi HBO dikurangi menjadi 5x/ minggu, 3x/minggu, 2x/minggu dan akhirnya stop HBO hanya perawatan luka. Kami sekeluarga berusaha mengikuti semua prosedur terapi dengan teratur dan perlahan-lahan mulai tampak hasilnya. Untuk pemeliharaan kesehatan sebagai penderita DM yang sudah menahun, saya berinisiatif mengikuti terapi HBO 3x/bulan. Saat ini luka di kaki kanan saya sudah hampir menutup dengan sempurna. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas segala karuniaNya dan berterima kasih atas segala kesabaran dan motivasi dari para dokter, perawat dan staf Lakesla serta keluarga saya yang selalu mendampingi selama menjalani terapi. Semoga sebentar lagi saya sudah dapat berjalan dengan kedua kaki saya.


dikutip dari ;                                                                                                                                                                                                                 
 1.website HBOT lakesla.                                                                                                                                                                                         
     2. kompas.com. dibetus melitus dengan hiperbarik                                                                                                                            
        3. dr.Kevin U Chan (singapore)
 
di tayangkan ulang oleh dr.Erick Supondha (hyperbaric&Diving medicine Consultant) Jakarta Indonesia 021 99070050 ,http//:wwwindodivinghealth.com

                               





Tidak ada komentar: