Sabtu, 17 Juli 2010

Autisme dengan hiperbarik oksigen terapi

Terapi Oksigen Tekanan Tinggi

Salah satu pengobatan/ terapi menggunakan oksigen dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan yang ada di atmosfer biasa atau sering disebut sebagai Hiperbaric Oxygen Theraphy (HBOT). Penelitian hubungan tekanan oksigen dengan radioterapi pada manusia sudah dimulai sejak tahun 1910 oleh Deche.


TERAPI oksigen hiperbarik lebih familier di kalangan penyelam dan angkatan laut. Terapi yang memanfaatkan oksigen tekanan tinggi itu memiliki beragam manfaat.

Pada prinsipnya, menurut dr Heru Wiyono SpPD, terapi oksigen hiperbarik meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan tubuh. Kadarnya lebih tinggi daripada terapi oksigen murni pada tekanan normal. Terapi itu meningkatkan kapasitas transportasi oksigen dalam darah. ''Kadar oksigen dan saturasi meningkat, maka sel-sel yang rusak bisa diperbaiki,'' jelas spesialis penyakit dalam dari RS Spesialis Husada Utama, Surabaya, itu.
Cara Kerja Terapi Oksigen Tingkat Tinggi
Dasar dari terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori Toricelli yang mendasari terapi digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg. Dalam tekanan udara tersebut komposisi unsur-unsur udara yang terkandung di dalamnya mengandung Nitrogen (N2) 79 % dan Oksigen (O2) 21%. Dalam pernafasan kita pun demikian. Pada terapi hiperbarik oksigen ruangan yang disediakan mengandung Oksigen (O2) 100%. Terapi hiperbarik juga berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum Dalton, Boyle, Charles dan Henry.
Spoiler for ni alatnya gan....:



Kegunaan HBOT:
1. Meningkatkan sensitifitas efek radioterapi sehingga dapat membantu menekan angka kematian dan meningkatkan angka harapan hidup
2. Meningkatkan sensitivitas sel tumor pada radioterapi. Karena pada kondisi hipoksia sensitifitas sel tumor menurun, sehingga dengan HBOT yang meningkatkan perfusi (Menurut dr Guritno Mantan direktur RSAL Dr Ramelan Surabaya)
3. Bermanfaat pada healing injury post radioterapi
4. Kombinasi antara radiasi baik eksternal atau brachiterapi atau keduanya yang dikombinasikan dengan pemberian HBOT akan meningkatkan radiosensitivitas sel kanker serviks.
5. kehilangan pendengaran yang bersifat sensorineural, terjadi dalam kurun waktu beberapa jam atau hari, biasanya akibat menyelam atau gangguan penyakit lainnya
6. Bahkan di Eropa untuk penderita Autis menggunakan terapi ini dan hasilnya mencengangkan, nih…ada videonya


Ni anak bisa "sembuh" setelah dirawat di Stanley Rosenberg Institute


Cara dan penggunaan HBOT

Awal mulai HBOT di Indonesia
Terapi hiperbarik mungkin baru segelintir orang yang mengenalnya. Di Indonesia, pemanfaatna HBOT pertama kali oleh Lakesla yang bekerja sama dengan RS Angkatan Laut Dr. Ramelan, Surabaya, tahun 1960. Hingga saat ini fasilitas tersebut masih merupakan yang paling besar di Indonesia. Sementara di tempat lain telah tersedia pula fasilitas terapi oksigen hiperbarik, diantaranya adalah
1. RSAL Dr Mintohardjo Jakarta, 2. RS. Jakarta 3. RS. Gading Pluit 4. RS THT- Bedah proklamasi BSD, Tangerang
5. RSAL Halong Ambarawa,
6. RSAL Midiato,
7. RSP Balikpapan,
8. RSP Cilacap,
9. RSU Makasar,
10. RSU Manado,
11. RSU Sanglah Denpasar,
12. Diskes Koarmabar.

Contoh Penerapan HBOT:
Pasien Face-off, Lisa, sempat membuat pusing para dokter yang merawatnya karena kecenderungan nekrosis flap hasil pemindahan. Ia akhirnya diterapi HBOT, dan hasilnya cukup baik. Kulit yang sebelumnya ditakutkan akan nekrosis menjadi pulih kembali

Biaya
Biaya Hiperbarik oksigen terapi (HBOT) Rp 350 000/kali, jika anda ambil paket (10 kali) di RS Jakarta dan anda pengguna kartu kredit man**** akan mendapat discount sebesar 15 %. Jika anda pengguna kartu kredit BI* di RS Gading Pluit anda dapat mencicil selama 6 x dengan bunga 0%.

Tidak ada komentar: